Dalam rapat tersebut, Mendagri juga mengingatkan pemerintah daerah untuk memperkuat kerja sama dengan Bulog dalam pendistribusian beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Kementerian Perdagangan pun diminta memastikan ketersediaan minyak goreng “Minyak Kita” di daerah-daerah.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah pada 1 September 2025 merilis data inflasi bulan Agustus 2025.

Inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Sulawesi Tengah tercatat sebesar 4,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,04.

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Tolitoli sebesar 5,70 persen (IHK 117,15), sedangkan inflasi terendah tercatat di Kota Palu sebesar 2,98 persen dengan IHK 108,86.

Adapun inflasi month to month (m-to-m) Agustus 2025 sebesar 0,06 persen dan inflasi year to date (y-to-d) sebesar 3,62 persen.

Penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,74 persen dengan andil 0,06 persen.

Disusul kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,17 persen (andil 0,02 persen), serta kelompok pendidikan sebesar 0,30 persen (andil 0,01 persen).

Komoditas penyumbang inflasi meliputi beras, bawang merah, ikan kembung, ikan cakalang, ikan selar, nasi dengan lauk, udang basah, ketimun, ikan katamba, dan terong.

Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi antara lain tomat, cabai rawit, cabai merah, bawang putih, daging ayam ras, dan minyak goreng.

Melalui rapat ini, Pemerintah Kota Palu bersama Forkopimda menegaskan komitmen untuk menindaklanjuti arahan Mendagri, baik dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, maupun dalam mengendalikan laju inflasi di Kota Palu dan Sulawesi Tengah secara umum.ABS