SULTENG RAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota , menyebutkan, setidaknya ada tiga hal yang mengakibatkan banjir di Kota Palu yakni curah hujan, faktor insfrakstruktur, dan kesadaran masyarakat.
Demikian dikatakan Kepala BPBD Kota Palu, Presly Tampubolon kepada Sulteng Raya, Selasa (9/5/2023).
Terkait curah hujan, lanjut Presly, berdasarkan data BMKG, dengan adanya perubahan iklim Sulteng berpotensi hujan dari sedang sampai lebat. Namun demikian, potensi itu masih lebih rendah dibanding daerah lain di Sulteng.
BPBD intens melakukan sosialisasi dan berhati-hati dengan semua risiko potensi banjir. Kata dia, Kota Palu tidak bisa dilihat secara dari aspek dampak curah hujan, melainkan perlu ditinjau dari daerah sekitar yang jadi sebab aliran air.
“Misalnya, Senin kemarin, di Kota Palu belum dilanda hujan namun di hujan lebat, akhirnya berdampak pada naiknya permukaan air sungai di Kelurahan Baru dan Ujuna, namun air sudah surut sekitar pukul 10.00 atau 11.00 Wita,” jelasnya.
Kemudian, yang perlu diperhatikan juga yakni kesiapaan insfrastruktur, seperti insfrakstruktur penunjang jalan; drainase dan alur-alur alam yang masih belum terkelola dengan baik.
“Kami selalu koordinasikan kepada dinas terkait untuk penguatan insfrakstruktur pendukung supaya curah hujan yang meningkat itu dapat cukup ditampung oleh drainase,” ucapnya.
Dari sisi pemanfaatan drainase, katanya, banyak drainase yang sedimentasinya sudah tinggi dan terlebih lagi adanya perlakuan masyarakat yang menggunakan drainase sebagai tempat pembuangan sampah, sehingga drainase tersumbat.
“Olehnya, kami berupaya berkoordinasi dengan pihak kelurahan, komunitas dan pekerja padat karya, yang kiranta saat dilakukan pembersihan drainase,” ujarnya.
Presly menginformasikan kepada masyarakat ihwal lokasi-lokasi yang rawan banjir di Kota Palu yakni Jalan Ponegoro, Jalan Bayam, Jalan Sungai Lariang, Jalan Tanggul Selatan, Jalan Dewi Sartika dan Jalan M Yamin. ULU