SULTENG RAYA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar kegiatan pelayanan KB serentak di Dusun Ranang Kecamatan Kasimbar, Rabu (14/6/ 2023).

Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng yang diwakili oleh Ketua Tim Kerja Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Dra Andi Kameriah, MAP mengatakan, pelayanan KB serentak tersebut merupakan bagian dari kegiatan dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang ke 30 tahun 2023.

“BKKBN berinisiatif untuk melakukan pelayanan KB secara serentak sejuta akseptor, dimana dalam satu hari pelaksanaan di seluruh Indonesia ditargetkan menggaet sebanyak satu juta akseptor terlayani,”ujar Andi Kameriah.

Lebih lanjut terang Andi Kameriah mengatakan, BKKBN berkewajiban mendukung visi, misi dan prioritas pembangunan nasional yang tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2022 – 2024, dengan ukuran keberhasilan berupa sasaran strategis yang harus dicapai diantaranya adalah meningkatnya angka prevalensi pemakaian kontrasepsi modern sebesar  62,92 persen pada tahun 2023.

Sementara itu Wakil Bupati Parigi Moutong (Parmout), Badrun Nggai, SE dalam dalam sambutannya mengatakan, pelayanan KB serentak bertujuan untuk menjaga jarak kehamilan dan menekan angka kelahiran dengan menggunakan beberapa metode, salah satunya Metode Operasi Pria (MOP), dimana Kecamatan Kasimbar merupakan salah satu kecamatan dengan akseptor metode operasi pria terbanyak.

Badrun menjelaskan, vasektomi atau metode operasi pria merupakan metode kontrasepsi pria yang efektif untuk mencegah kehamilan yang prosedurnya aman dilakukan dan tidak memerlukan waktu yang lama.

Lanjut Badrun, untuk mewujudkan satu keluarga yang sejahtera dan bahagia, selain peranan dari keluarga, peran serta dari Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) juga ikut andil untuk menciptakan keluarga yang harmonis, salah satunya dengan cara memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada kader KB, dan juga pasangan usia subur untuk ikut berperan aktif dalam menyukseskan program keluarga berencana.

“Untuk itu para penyuluh lapangan keluarga berencana ini harus mampu memberikan pemahaman yang sebaik-baiknya kepada para peserta keluarga berencana,  karena tanpa ada dukungan pemahaman kualitas yang dimiliki oleh petugas lapangan, akan membuat pembinaan dan penyuluhan yang mereka berikan itu tidak akan ada artinya,” terang Badrun. */AJI