SULTENG POST – Teka – teki pembayaran hadiah pemenang lomba lari marathon yang diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) pada Minggu (25/9/2016) lalu, akhirnya terjawab.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) membatalkan hadiah lomba lari marathon tersebut. Pembatalan berdasarkan intruksi Presiden No 8 Tahun 2016 tentang langkah – langkah penghematan belanja kementerian/lembaga dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan tahun 2016. Imbasnya, Kemenpar terkena dampak pemotongan anggaran.
Terkuaknya pembatalan hadiah tersebut, disampaikan langsung Race Director Palu Nomoni International Marathon, Steffy Burase selaku event organizer (EO).
Ia pun menyampaikan permohonan maaf sekaitan ketidaknyamanan tersebut.
Steffy mengatakan dua hari setelah lomba digelar tepatnya pada 27 September 2016, dirinya mendapat email dari Kementerian Pariwisata yang isinya permintaan maaf karena harus membatalkan hadiah marathon, akibat pemblokiran dana kepada pihak kementrian sekaitan dengan efisiensi anggaran.
“Saat itu, saya secara pribadi telah mencoba untuk menemui pak Walikota guna membicarakan masalah uang pemenang, bahkan meminta tolong dan solusi bagaimana penyelesaiannya.
Namun Bapak Walikota masih terlalu sibuk dengan urusan yang lain sehingga meminta saya untuk membereskan masalah Ini,” ujar Steffy dalam rilisnya, Senin (31/10/2016).
Kondisi ini pun memaksa Steffy harus menyelesaikan pertanggungjawaban dengan usaha sendiri, karena ia menilai sejumlah pihak terkesan tidak menganggap keadaan itu sebagai masalah serius.
“Sebagian besar hadiah sudah saya cover khususnya para pelari international dengan harapan berita negatif ini tidak menyebar sampai negara lain dan mencoreng nama baik negeri ini. Sama sekali tidak ada niat untuk tidak mengutamakan anak bangsa.
Namun pertimbangan saya adalah bagaimana caranya untuk menyelamatkan nama baik Indonesia. Di samping itu, dengan dana yang ada, saya harus memilih siapa yang harus didahulukan,” jelasnya.
Mengingat total hadiah yang tidak sedikit, Steffy juga membutuhkan waktu guna mendapatkan donatur. Namun kondisi berbeda dialaminya, karena banyaknya desakan yang datang pada dirinya.
“Para pemenang seperti Nancy Jackson, Wiryawan Jaya Subangkit, Yayuk Sriwahyuningsih, Revi Fayola Sitompul yang tak henti-hentinya menekan saya dengan beberapa statement negatif, yang bahkan tidak pantas untuk saya tuliskan disini karena sangat merendahkan martabat saya sebagai wanita,” bebernya.
Ia mengaku, berbagai peringatan, kecaman hingga ancaman dialamatkan kepadanya. Alasan inilah yang membuat Steffy kemudian mempublikasikan surat dari Kementerian Pariwisata.
“Tujuannya agar masyarakat mengetahui bahwa saya tidak pernah sedikitpun berniat untuk tidak membayarkan hadiah kepada pemenang,” katanya.
Steffy juga mengaku telah berkonsultasi dengan pihak Kementerian Pariwisata dan menjelaskan kondisinya serta meminta izin untuk mempublikasikan surat tersebut.
“Ibu deputi mempersilakan dan menjelaskan kembali kondisi yang ada. Beliaupun mengatakan bahwa event-event yang sudah selesai lelang pun terpaksa dibatalkan,” terangnya.
Steffy mengungkapkan, sebenarnya dirinya baru akan menyampaikan klarifikasi ini setelah merampungkan seluruh hadiah untuk pemenang.
“Tapi karena banyaknya kecaman dan ancaman kepada saya, memaksa saya angkat bicara sekarang,” tegasnya.
Secara pribadi, lanjut Steffy, ia akan berusaha menyelesaikan tanggungjawab tersebut, paling tidak mengganti kerugian akomodasi atau 50 persen dari total hadiah.
“Namun untuk itu, saya masih membutuhkan waktu lagi. Insya Allah saya akan dibantu oleh beberapa pejabat yang kebetulan bekerja di Jakarta dan merupakan putra daerah,” tandasnya.*/ROA
Komentar