SULTENG POST- Aksi unjuk rasa mengecam keras tindakan pihak kepolisian yang melakukan pemukulan terhadap wartawan dan mahasiswa di Kota Makassar, Sulawesi Selatan terus mengalir di sejumlah daerah, tidak terkecuali di Ampana, Kabupaten Tojo Unauna, Senin (17/11/2014).
Puluhan wartawan yang mengatasanamakan Forum Jurnalis Touna (FJT) menggelar aksi dibeberapa titik di Ampana seperti Kompleks Pertokoan Ampana, kantor bupati, DPRD dan Mapolres Touna.
FJT mengutuk tindakan brutal oknum aparat kepolisian yang menganiaya sejumlah jurnalis di Kota Makassar.
Ketua FJT, Budi Dako meminta kepada pihak kepolisian untuk memberikan rasa aman kepada jurnalis yang melakukan peliputan terutama saat aksi demo.
Dia juga meminta pertanggungjawaban Kapolri dan Kapolda Sulsel untuk ikut bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan bawahannya yang memukul para jurnalis dan mahasiswa saat melakukan liputan demo kenaikan harga BBM.
“Harus diproses semua pelaku yang menganiaya rekan-rekan kita disana,” katanya.
Sementara itu, Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Kota Palu Riski Maruto saat dihubungi Sulteng Post melalui telepon genggamnya sangat mendukung aksi unjuk rasa tersebut.
“Kami dari AJI Palu mendukung aksi di Touna sebagai bentuk penolakan kekerasan terhadap jurnalis,” kata Riski.
Sementara itu sebelumnya, Kapolri Jenderal Sutarman meminta maaf terkait kasus pemukulan terhadap wartawan di Makassar, Sulawesi Selatan yang dilakukan oknum kepolisian di Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) kemarin, Kamis (13/11) kemarin.
“Saya mohon maaf dengan teman-teman media. Itu tidak dibenarkan dan kita akan melakukan penegakan hukum,” kata Sutarman usai peringatan HUT Korps Brimob Polri ke 69 di Markas Komando Brimob Polri di Kelapa Dua, Depok, Jumat (14/11).
Sutarman mengaku hingga saat ini belum menerima nama-nama anggotanya yang terlibat dalam pemukulan tersebut. Namun, yang pasti, lanjutnya, proses hukum akan terus dijalankan.
“Nanti kita lihat apa yang dilanggar, proses akan dijalankan. Nama-namanya nanti pasti akan ketemu,” ujarnya.
Ia pun menegaskan bahwa perbuatan oknum-oknum polisi tersebut adalah keliru.
“Itu salah, makanya saya minta maaf. Melanggar kedisiplinan dan kode etik. Nanti akan diproses secara hukum,” kata Sutarman.
Sebelumnya, terjadi pemukulan terhadap wartawan di Makassar, Sulawesi Selatan yang dilakukan oknum aparat kepolisian.
Pemukulan tersebut dilakukan saat para wartawan dari berbagai media meliput bentrokan antara polisi dengan mahasiswa di depan kampus Universitas Negeri Makassar di Jalan Pettarani, Makassar.
Beberapa di antara wartawan Makassar yang menjadi korban dalam pemukulan tersebut adalah Iqbal Lubis dari Koran Tempo, Waldy dari Metro TV, Ikrar dari Celebes TV, fotografer harian Rakyat Sulsel serta beberapa jurnalis lainnya yang belum teridentifikasi. SITUR/REP
Komentar