oleh

Mahasiswa Poso Tolak Kenaikan Harga BBM

-Daerah, Kab. Poso-dibaca 746 kali

SULTENG POST- Indonesia adalah negeri yang strategis, memiliki syarat-syarat untuk menjadi negeri yang makmur dan sejahtera.
Luas tanah dan laut, kekayaan alam yang melimpah, serta jumlah tenaga kerja yang melimpah, bisa memberi syarat-syarat bagi tumbuhnya warga yang dinamis dan kuat.

Indonesia berpotensi membentuk kebudayaan rakyat dunia, satu-satunya kebudayaan yang layak dikembangkan.
Tiada alasan masyarakat Indonesia menjadi rakyat yang miskin.

Tetapi itu semua berisi berbalik dengan negeri yang katanya kaya ini.
Banyak kepentingan modal masuk ke Indonesia melalui pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat, bukan untuk kepentingan rakyat, tapi itu semua untuk kepentingan modal dan oknum-oknum penjilat.

Itulah berbagai pernyataan yang disampaikan dalam orasi oleh sekitar 50 orang yang menamakan dirinya Gerakan Mahasiswa Poso (GMP) saat menggelar unjuk rasa terkait dinaikkannya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah pusat di Poso, Senin (17/11/2014).

Aksi demo ini dimulai dari halaman kampus Universitas Sintuwu Maroso (Unsimar) Poso pada pukul 09.00 WITA.
Selanjutnya rombongan aksi bergerak menuju Jalan Pulau Sabang Poso tepat di depan Mapolres Poso.

Dimana sekitar hampir setengah jam mereka di lokasi tersebut menyampaikan orasi terkait penolakan rencana kenaikkan harga BBM bersubsidi.

Mahasiswa menyesalkan rencana pihak pemerintah pusat yang dinakhodai Presiden dan wakil presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang baru dipilih oleh rakyat pada Pemilu lalu, namun sudah mengambil kebijakan yang sangat tidak pro rakyat miskin di republik ini.

“Sungguh ironi ketika kebijakan pemerintahan Jokowi-JK yang mewacanakan akan menaikkan harga BBM. Ini bukan merupakan solusi konkrit untuk mensejahterakan rakyat. Ini justru akan menambah angka panjang penderitaan rakyat karena harga bahan pokok akan ikut naik, sementara daya beli masyarakat saat ini cukup rendah,” ujar salah seorang mahasiswa dalam orasinya.

Usai berorasi di depan Mapolres Poso, massa selanjutnya bergerak di sekitar jalan utama, depan Pasar Sentral Poso yang jaraknya kurang lebih sekitar 100 meter dari Mapolres Poso.

Disini kembali mereka menyampaikan orasi yang isi materinya hampir sama dengan apa sudah mereka samapikan sebelumnya yakni menolak kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi.

Mohammad Hasan yang juga koordinator lapangan (koorlap) dalam aksi tersebut kepada sejumlah awak media antara lainnya menyatakan, bahwa apa yang mereka lakukan adalah bentuk keprihatinan akan penderitaan rakyat jika harga BBM bersubsidi akan dinaikkan.

“Saya pikir pemerintah sudah harus memikirkan kebijakan lain yang tidak berimplikasi pada semakin menderitanya rakyat di negeri ini,” katanya.

Mohammad Hasan yang juga Mahasiswa Fakultas Hukum Unsimar Poso ini menyatakan, kalau dia serta teman-temannya yang tergabung dalam GMP akan terus berupaya melakukan gerakan moral agar lahir sebuah kebijakan yang benar-benar berpihak kepada rakyat kecil.

“Kami akan terus berjuang sebagai sebuah gerakan moral,” tuturnya.
Setelah menyampaikan orasinya kurang lebih setengah jam, akhirnya massa berangsur-angsur membubarkan diri.

Demikian juga dengan aparat keamanan yang mengawal jalan aksi turut kembali ke tempat tugasnya masing-masing.
Aksi yang digelar hari itu berjalan aman tanpa sedikitpun terjadi adanya gesekan dengan pihak aparat keamanan. SYAM

Komentar

News Feed