oleh

UIN Datokarama Palu Persembahkan 698 Lulusannya ke Masyarakat

-Pendidikan-dibaca 121 kali

SULTENG RAYA-Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu kembali mempersembahkan lulusannya ke masyarakat, kali ini sebanyak 698 orang wisudawan- wisudawati yang berhasil menamatkan pendidikan di empat fakultas dan Pascasarjana.

Masing-masing Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 317 orang, Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah  91 orang, Fakultas Syariah 56 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam 183 orang, Pascasarjana Program Magister  42 orang dan Program Doktor 9 orang.

Dalam kesempatan itu, terdapat sejumlah peserta wisudawan yang beruntung karena mendapatkan apresiasi tersendiri dari Rektor UIN Datokarama Palu, Prof. Dr. H. Sagaf S Pettalongi, M.Pd, mereka ini adalah peserta wisudawan terbaik, masing-masing Pascasarjana S3 yakni Makmur, Pascasarjana Magister oleh Dedi Haryanto.

Semnetara dari Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah yakni Afril Randa Mafia Faat, Fakultas Syariah oleh Anis Saturrohmah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam oleh Raodhatul Jannah, dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yakni Anita.

Rektor UIN Datokarama Palu, Prof. Dr. H. Sagaf S Pettalongi, berharap para lulusan itu bisa berkarya di wilayah profesional yang mereka minati. Namun, sebagai lulusan universitas dimana nilai-nilai Islam diinternalisasikan di dalamnya, juga diharapkan bisa berkarya di atas landasan spirit dan  etik  Islam. Sebab itu para lulusan tersebut diharapkan menjadi Profesional Islami sekaligus sarjana muslim yang profesional. “Siap berkarya di berbagai bidang profesi, keilmuan dan keahlian, tanpa harus tercerabut akar identitas moralnya sebagai seorang Muslim,”harap Prof Sagaf, Kamis (7/9/2023).

Baca Juga :   Prof Rajindra: Karakter Mahasiswa Sama Pentingnya dengan IPK

Selanjutnya,  atas  nama  seluruh  sivitas akademika UIN Datokarama Palu kata Prof Sagaf, mengucapkan selamat kepada para wisudawan program sarjana, magister, dan doktor atas keberhasilan menyelesaikan studi di UIN Datokarama Palu. “Kepada para orang tua, orang tua asuh, penyedia beasiswa, dan keluarga wisudawan, saya turut bersyukur, berbahagia dan sekali lagi mengucapkan selamat atas keberhasilan mereka,”sebutnya.

Tidak lupa, Prof Sagaf selaku Rektor memberikan empat pesan berharga kepada para lulusan tersebut sebelum para wisudawan-wisudawati melangkahkan kaki meninggalkan kampus untuk kembali kepada keluarga dan masyarakat di daerahnya masing- masing.

Pertama, Wisuda sarjana bukanlah titik akhir perjalanan studi dan keilmuan seseorang, tapi justru merupakan titik awal untuk memulai kehidupan dan perjalanan intelektual yang sesungguhnya. Saat mengenakan jubah wisuda, seharusnya menyadari bahwa gelar sarjana ibarat anak kunci untuk membuka pintu ke dunia pengetahuan yang lebih dalam.

Wisuda katanya adalah momen di mana seseorang membawa beban ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh selama bertahun-tahun di bangku kuliah, dan kini tiba saatnya untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah saat untuk memulai narasi akademik yang sesungguhnya. “Dimana anda sekalian akan menjadi kontributor dalam bidang keilmuan anda masing- masing. Wisuda adalah langkah pertama dalam perjalanan panjang untuk terus belajar, tumbuh, dan menginspirasi generasi mendatang dengan pengetahuan dan pemahaman yang anda miliki,”pesan Prof Sagaf.

Baca Juga :   Untad Bangun Kerjasama dengan Bank Muamalat

Kedua, para alumni tidak boleh berbangga diri dengan gelar yang telah diperoleh karena sesungguhnya bukan itu menjadi ukuran jati diri seseorang,  tapi  akhlakul  karimah  dan  kerendahan hati jauh lebih penting. Harus diingat bahwa gelar yang   diperoleh   hanyalah   sebagian   kecil   dari identitas  seseorang.  Meskipun  prestasi  akademik penting, tapi itu bukanlah satu-satunya ukuran jati diri seseorang. Akhlakul karima, atau moral yang baik, adalah salah satu aspek terpenting dalam membentuk identitas yang sebenarnya.

Kualitas karakter   dan   integritas   seseorang   jauh   lebih berharga   daripada   sejumlah   huruf   (gelar)   di belakang  atau  di  depan  namanya.  Dalam  dunia yang serba kompetitif ini, penting untuk menjaga kerendahan hati. Meskipun telah mencapai gelar  sarjana,  magister  atau  doktor,  harus selalu bersedia untuk belajar dan tumbuh, tanpa pernah merasa bahwa sudah mencapai puncak.

Ketiga, di era digital yang terus berkembang ini, penting  untuk  memahami  bahwa  gelar  akademik dan disiplin ilmu yang peroleh harus diimbangi dengan keterampilan yang kuat dalam pemanfaatan teknologi informasi (IT). Teknologi telah   menjadi   alat   utama   dalam   menjalankan hampir setiap aspek kehidupan dan profesi saat ini. Oleh karena itu, memiliki pemahaman yang baik tentang IT adalah suatu keharusan. Bukan hanya masalah memahami perangkat lunak dan perangkat keras, tetapi juga tentang bagaimana dapat menggunakan teknologi itu untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan inovasi dalam disiplin ilmu masing-masing.

Baca Juga :   SMPN 13 Palu Sukses Laksanakan ANBK

Keempat,bonus demografi saat ini, bersama dengan perubahan yang akan datang dalam dunia tenaga kerja, mengilustrasikan pergeseran fundamental dalam ekonomi global. Pergantian secara perlahan tenaga kerja manusia dengan teknologi telah menghasilkan perubahan yang signifikan dalam cara pekerjaan dilakukan. Ini telah memperpanjang usia produktif, membuka potensi baru untuk pengembangan karir, dan meningkatkan permintaan terhadap keterampilan yang berorientasi pada teknologi.

Namun, dalam dunia yang semakin dikuasai oleh teknologi, kreativitas muncul sebagai elemen kunci yang perlu terus dikembangkan. Kemampuan untuk berpikir kreatif, menciptakan solusi baru, dan mengaplikasikan ide-ide inovatif menjadi sangat penting. Industri kreatif, yang mencakup berbagai bidang menjadi semakin relevan.

Akhirnya kata Prof Sagaf, selamat mengabdi dan berkarya di tengah masyarakat sesuai dengan kompetensi keilmuan yang dimiliki dengan terus membaca dan belajar tanpa akhir. Baktikan ilmu yang telah dititipkan Tuhan untuk memberikan kemaslahatan pada lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Sebagaimana pesan Rasulullah Saw, “orang terbaik di antara kalian adalah mereka yang paling banyak memberikan manfaat bagi umat manusia”. Dengan demikian, standar kesuksesan seorang sarjana, bukanlah   diukur   dari   keberhasilannya menjadi PNS, atau karyawan bergaji tinggi, tetapi sejauhmana ilmu yang dimilikinya bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat di sekitarnya. ENG

Komentar

News Feed