RAYA— Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan kegiatan Diseminasi Program Bidang Kebahasaan dan Kesastraan di Purwakarta, Jawa Barat, pada Sabtu (1/4/2023).

Kegiatan ini bertujuan untuk menyosialisasikan tiga program prioritas dan menjaring masukan masyarakat tentang program kebahasaan sebagai bahan rekomendasi kebijakan.

Badan Bahasa sebagai unit utama di Kemendikbudristek yang mengawal pengembangan dan pembinaan bahasa, melakukan transformasi kebijakan dengan tiga fokus utama, yaitu 1) Literasi kebahasaan dan kesastraan, 2) Pelindungan Bahasa dan Sastra, dan 3) Internasionalisasi Bahasa . Pada kesempatan ini hadir Ketua Komisi X RI, Syaiful Huda sebagai wujud dukungan bagi Kemendikbudristek dalam mengimplementasikan program prioritas di bidang bahasa dan sastra.

Terkait dengan pelindungan bahasa dan sastra, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Muh. Abdul Khak yang menyatakan  bahwa isu bahasa daerah sudah menjadi isu . “Kita semua harus menjaga eksistensi bahasa daerah ini,” tuturnya di Purwakarta pada Sabtu (1/4/2023). 

Abdul Khak juga mengatakan, Indonesia beruntung memiliki bahasa Indonesia. Dengan demikian, di ruang publik masyarakat dapat menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dan semua orang sudah bisa memahaminya. “Ini tidak terjadi di semua negara,” ucapnya dengan semangat di hadapan 100 orang peserta yang terdiri atas unsur pemerintah daerah, dinas pendidikan, kepala sekolah, pengawas, guru, praktisi pendidikan, dosen, dan tokoh masyarakat.

Kegiatan Diseminasi Program Prioritas Bidang Kebahasaan dan Kesastraan tidak hanya diadakan di Purwakarta, melainkan juga di lima kota/kabupaten lainnya, yaitu Kota Jakarta Timur, Kota , Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Sukabumi, dan Kota Tegal.

“Diharapkan dari kegiatan ini nantinya dapat memberi manfaat kepada semua ekosistem bahasa Indonesia, seperti masyarakat umum, pengambil kebijakan di bidang kebahasaan dan/atau kesastraan, para pendidik, sastrawan, penulis, penerjemah, akademisi, , siswa, masyarakat luas, praktisi media massa, dan pemelajar bahasa Indonesia,” ucap Abdul Khak.

Senada dengan sebelumnya, Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda dalam sambutan menyampaikan kekhawatiran terhadap eksistensi bahasa daerah di tengah generasi muda. “Generasi anak-anak kita relatif sudah tidak mengenal bahasa Ibu, sudah loncat ke bahasa Indonesia dan lanjut ke bahasa Inggris, jadi bahasa Ibu relatif tidak mereka dapatkan” ungkapnya. “Mari kita menjaga bahasa Ibu!” demikian pesan Syaiful Huda utamanya kepada generasi muda. *ENG