SULTENG POST – Masyarakat Kaili yang merupakan suku terbesar di Palu bertekad mewujudkan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah sebagai daerah yang aman dan damai.
“Selama ini, daerah kita dikenal sebagai daerah langganan bentrok. Pandangan itu harus kita pupus,” kata Imron Lahamado selaku Ketua Panitia Kongres Suku Kaili, Rabu (22/10).
Kongres Suku Kaili akan dilaksanakan pada 26-28 Oktober 2014 di beberapa titik di Kota Palu.
Kongres tersebut diharapkan mampu mengeluarkan rekomendasi yang berguna untuk membantu perencanaan pembangunan Kota Palu.
Imron mengatakan kota yang aman dan damai adalah idaman semua warga, tidak hanya masyarakat etnis Kaili.
Oleh karenanya, kongres yang baru pertama kali digelar itu bisa mempertemukan sejumlah komunitas etnis Kaili yang tersebar di 45 kelurahan di Kota Palu.
Pertemuan itu akan menyamakan visi pembangunan Kota Palu.
Dia mengatakan warga asli Kota Palu selalu menyambut baik siapa saja yang datang seiring perkembangan jaman dana arus teknologi.
“Kami berharap pembangunan tetap terus berjalan namun tidak meninggalkan kearifan lokal masyarakat Kaili,” kata Imron.
Di Kongres Suku Kaili itu akan dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain dialog dengan pemangku kebijakan bertemakan keamanan, keutuhan NKRI, serta wawasan kebangsaan.
Selain itu juga terdapat kegiatan olah raga dan kesenian antara lain jalan sehat berpakaian adat Kaili, lomba binaraga, pameran kuliner, serta pertunjukan kolaborasi kesenian daerah. ANT
Komentar