SULTENG POST –Sejumlah warga mengeluhkan lambannya penanganan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Palu dalam peristiwa kebakaran yang menghanguskan beberapa rumah dan kos-kosan Jalan Puro, Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Palu pada Rabu dinihari (8/10) sekitar pukul 01.30.
Menurut salah satu warga yang ditemui wartawan dilokasi kejadian, Arman mengaku akibat lambannya petugas Damkar datang ke lokasi mengakibatkan api dengan cepatnya merambat dan melalap beberapa rumah dan kos-kosan.
“Lebih parah lagi, mobil pemadam itu datang setelah kejadian sudah setengah jam berlangsung dan apinya juga sudah tambah besar,” keluhnya.
Pantauan Sulteng Post, sejumlah warga terlihat panik pada saat api makin membesar. Bahkan, ada salah seorang menjerit kesakitan karena mengalami luka bakar dibagian tubuhnya.
Dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa hanya mengalami luka serta kerugian yang dialami korban mencapai ratusan juta rupiah.
“Peristiwa seperti ini merupakan perhatian khusus oleh pemadam kebakaran Palu, agar kedepannya lebih disiplin waktu dalam menjalankan tugasnya. Jangan nanti api sudah besar baru datang,” tegasnya.
Api tersebut berhasil dipadamkan hingga pukul 02.30 WITA dengan menggunakan empat mobil pemadam yang diturunkan langsung oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kota Palu.
Sementara korban luka bakar yang diketahui bernama Purnawan (19), Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako Palu langsung dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu.
Purnawan menderita luka bakar di kedua tangan dan kakinya serta sebahagian besar leher.
Saat dikonfirmasi, Komandan Peleton (Danton) Regu Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Palu, Maarudin Buduri kepada Sulteng Post, Kamis (9/10) mengatakan keluhan masyarakat tersebut sangat menyudutkan petugas. Pasalnya, petugas dan armada Damkar selalu siap siaga 24 jam dalam mengawal dan melaksanakan tugasnya.
Dia mengatakan keterlambatan penanganan kasus kebakaran yang dikeluhkan sejumlah warga disebabkan informasi yang lambat diterima pihaknya dan jalanan yang padat saat mobil menuju ke lokasi kebakaran.
“Keterlambatan tidak boleh hanya dialamatkan dan ditujukan kepada petugas damkar. Bahkan tidak jarang kami harus menabrak motor atau kendaraan lain ketika jalan yang harus kami lalui banyak dikerumini masyarakat,” katanya.
Lebih jauh Baarudin menjelaskan, selama ini pihaknya telah melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sebagai petugas damkar. Resiko terkena bahaya pun kerap ditemui anggotanya pada saat melaksanakan tugas di lapangan.
“Prinsip kami pantang menyerah sebelum api padam. Bahkan kami mempertaruhkan nyawa. Ini sudah tanggung jawab dan kewajiban kami sebagai petugas pemadam,” jelasnya.
Dia mengatakan saat melakukan pemadaman di lokasi kejadian, masih ada juga warga yang mengatur petugas. Padahal kata Maaruddin, apa yang dilakukan oleh petugas damkar sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Untuk itu, Maarudin mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Palu, agar bisa bekerja sama dengan petugas damkar dalam memadamkan api serta tidak menghalangi petugas kebakaran dalam melakukan tugas, khususnya memberikan kelonggaran jalan saat mobil damkar melintas dengan kecepatan yang maksimal di jalan raya. URY/SADLI
Komentar